Jumat, 10 Oktober 2008

APA YANG AKAN KAU KATAKAN TENTANG MEREKA YANG MATI KEMARIN MALAM

Oleh :
Hudan Hidayat


Apa yang akan kau katakan tentang mereka yang mati kemarin malam ?

Tolol ? Sia-sia ? Atau kasihan keluarganya ?
Jangan begitu, kawan. Bukankah mereka mati berjuang ?
Bukankah mati adalah resiko perjuangan ?

Memang banyak resiko lain.
Misalnya mereka yang dikucilkan atau yang bekerja di ladang-ladang.
Tapi bagi yang memilih mati, ketimbang menyerah, haruslah dihormati.

Sebab itu hak.
Itu pilihan.
Dan tak semua orang berani mengambilnya.
Hanya mereka yang terpilih...

Kaum romantik cenderung bermain-main dengan kata dan perasaan mereka.
Bukan berarti mereka tidak berbuat.
Mereka berbuat tapi tidak pernah merubah keadaan.
Atau setidaknya, keadaan akan berubah dalam waktu yang sangat lama.
Sedemikian lama sehingga banyak orang tidak sabar.
Mereka tidak kuat lagi menunggu.
Dan yang tidak kuat lagi menunggu itu adalah anak-anak muda, yang mati dan sendiri kemarin malam itu.

Mayat anak-anak muda yang mati dan sendiri kemarin malam itu,
ditemukan oleh pemulung yang sedang mengais-ngais rejeki,
walau miskin, pemulung ini masih memiliki hati nurani.

Dipanggilnya kawan-kawannya
untuk menguburkan mayat-mayat dengan luka yang dalam itu dengan layak.

Apa yang akan kau katakan tentang mereka yang mati kemarin malam? Tolol ? Sia-sia ? Tidak ! Mereka pergi dengan gembira.
Mereka pergi dengan kebanggaan terselip di dadanya. Sementara kita yang tinggal sibuk berhitung dengan diri sendiri : apakah saya berani? apakah saya berani?

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda